Nama : Guntur Bagus tantra Dinata
Nim : 0844300044
TTL : Jember, 28 Mei 1990
Alamat : Jl.Nila Dalam Rejosari Kec.Pangkal Dalam kota Pangkal Pinang
Rabu, 12 September 2012
Karnaval PangkalPinang 2012
- Dimulai 6-9 September 2012
Kepala Dinas Kominikasi & Informatika (Diskominfo), KA. Tajuddin mengharapkan, seluruh komponen masyarakat, baik lembaga pendidikan, lembaga pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, perusahaan, parpol dan organisasi masyarakat, serta unit drumband/marchingband se-Provinsi Babel agar dapat berpartisipasi sebagai peserta.
“Pada Kamis, 6 September 2012 mendatang akan digelar pawai baris berbaris dan parade drumband yunior, dimana start akan dimulai di Alun-alun Taman Merdeka, pada pukul 10.00 wib,” ujarnya dengan peserta pawai baris berbaris dan parade drumband yunior dengan ketentuan sebagai berikut, siswa SD, SLTP, SLTA, perguruan tinggi.
Untuk Kendaraan hias (motor dan mobil), katanya, akan digelar pada Sabtu, 8 September 2012, dengan ketentuannya berjumlah 8 unit per regu, pengendara wajib menggunakan helm, dan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan segala bentuk kecelakaan yang terjadi menjadi tanggung jawab peserta untuk itu para peserta diimbau untuk selalu berhati-hati.
Selanjutnya, tambah Tajuddin, untuk peserta mobil hias adalah lembaga/instansi pemerintah, perusahaan swasta dan ormas/umum minimal 1 unit mobil hias per regu, menampilkan tema pembangunan dan mengandung ciri produk unggulan instansi/satuan kerja, organisasi masing-masing dan dilarang mengandung unsur Sara, Ras dan Agama.
Sedangkan, untuk kegiatan Minggu, tanggal 9 September 2012, lanjut Tajuddin, digelar kegiatan karnaval, sepeda hias, dan parade drumband. Menampilkan tema pembangunan dan mengandung ciri produk unggulan masing-masing peserta yang dilarang mengandung unsur Sara, ras dan agama.
Untuk pendaftaran peserta gratis dan berakhir pada tanggal 5 September 2012, pendaftaran setiap hari kerja di Bidang Binagram, evaluasi dan pelaporan Disnakertrans Babel Air Itam dan ruang bagian tata usaha Diknas kota Pangkalpinang Jalan Rasakunda Bukit Intan.
Adapun tema pertunjukan karnaval akan menampilkan tema pembangunan dan
ciri-ciri produk unggulan masing-masing peserta. Untuk peserta
drumband/marchingband diwajibkan untuk menyerahkan narasi drumband
kepada panitia pelaksanaan HUT RI ke 67 tahun 2012.
Route pawai dan karnaval mencakup ;
1. Route pawai baris berbaris dan drumband yunior :
route : Start Jl. Merdeka - Terus perempatan Jl. Jend. Sudirman - Kiri
Jl. Pegadaian - Kanan Jl. Mayor Syafri Rahman (Depan BTC) - Terus
perempatan Jl. Sukarno Hatta - Terus jalan sukarno hatta - kanan Jl.
Bukit Intan (SD 12) - terus Jl. Betur - terus Jl. Theresia - terus Jl.
Jelutung - terus Jl. A/ Yani kanan Jl. Bukit Baru ( LP Lama) - Kanan Jl.
Jend. Sudirman - Finish pertigaan Kantor Pos Pangkalpinang.
2. Route karnaval Kendaraan Hias
Route : start Jl. Merdeka - kanan Jl. Jend.sudirman - terus jl. Sukarno
Hatta- kiri Jl. Semabung baru - terus jalan semabung lama - terus Kel.
Air itam - kanan jl. Pulau ketawai (depan DPRD Prov. Babel)- kanan jalur
II depan kntor Gubernur- kiri jalur II jl. Pulau pelapah ( depan kantor
camat bukit intan) - kanan jl. Koba-terus jl. Sukarno hatta- kiri jl.
Bukit intan (SD 12)- jl theresia- jalan jelutung-jl. Ahmad yani-kanan jl
bukit baru (LP lama)- kiri jl. Jend. Sudirman (arah lembawai) - terus
kanan Jl. Yos sudarso ( pertigaan mesjid Assa`adah Gabek)- terus
perempatan pangkalbalam-kanan Jl. Ampui terus pertigaan mesjid Sumberejo
Jl. RE marthadinata- terus jl. Timah - kiri jl. Jend. Sudirman- finish
pertigaan Kantor Pos Pangkalpinang.
3. Route puncak acara karnaval
pilkada pangkalpinang 2013
Pangkalpinang - Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bangka-Belitung Ansori berniat ingin maju dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pangkalpinang 2013 mendatang. Diakui Ansori, dirinya ingin maju dalam Pilwako tersebut dikarenakan ingin memajukan Kota Pangkalpinang dan ingin menjadikan Kota Pangkalpinang menjadi Kota Metropolis dan berdaya saing Global.
" Tidak ada kata lain. Saya ingin mencalonkan diri sebagai Walikota karena ingin berbuat untuk Pangkalpinang agar menjadi Kota Metropolis dan berdaya saing Global," ungkap Ansori belum lama ini.
Ditambahkannya, jika masyarakat setuju dan sependapat, maka dirinya optimis Visi-Misi yang direncanakan akan berjalan seperti yang diinginkan. Selain itu, dirinya ingin menjadikan Pangkalpinang ibu Kota Provinsi yang layak. Namun diakuinya itu bukan sepenuhnya tanggung jawab Walikota melainkan juga tanggung jawab Gubernur, dan Para Bupati.
" Pangkalpinang harus menjadi ibu Kota Provinsi yang layak, selain itu Pangkalpinang harus menjadi Kota yang bagus dari Kabupaten lainnya. karena kita sudah sepakat kalau Pangkalpinang merupakan Ibu Kota Provinsi Babel. Jadi ini merupakan tanggung jawab kita semua," ungkap Ansori.
PANGKALPINANG-Pemilihan umum Kepala Daerah di Negeri Serumpun Sebalai akan digelar secara serentak di tahun 2013 mendatang. Yakni Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Belitung Induk. Khusus untuk Pangkalpinang, meski pelaksanaannya tahun depan, beberapa bursa calon Walikota sudah bermunculan.
Setelah Abdul Gani Aup, Hernu Grandi, M Irwansyah yang digadang gadang pantas untuk maju nanti, kini giliran Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Djunaidi Thalib yang menyatakan kesiapannya untuk maju dalam bursa pencalonan Walikota Pangkalpinang tahun 2013 mendatang.
“Sebagai warga Pangkalpinang dan masyarakat juga menghendaki saya maju ya, saya tetap akan maju dalam Pilwako mendatang, apalagi sebagai kader partai Golkar. Kita akan tunggu hasil polling dulu,” kata Djunaidi ditemui Rakyat Pos, Senin (23/4/2012) kemarin.
Ia mengatakan di Partai Golkar dalam menentukan siapa kader partai yang akan diusung dalam Pilwako mendatang akan melalui mekanisme panjang. Nama nama yang berpotensi menjadi pimpinan nantinya akan dibuat suatu polling yang akan dibahas dari tingkat daerah hingga tingkat pusat.
“Dari Golkar itu akan dihitung dari polling tertinggi mulai dari kecamatan , DPD, dan dibahas dipusat.Lalu dikirim ke masyarakat untuk dilakukan pollling tertingginya. Kita tunggu nanti bagaimana hasil polling partai Golkar,” terang nya.
Menurut dia, saat ini dibawah kepemimpinan Walikota Zulkarnain dinilainya telah berhasil membawa kemajuan pada pembangunan Kota Pangkalpinang. Namun ia mengaku ingin dapat memberikan yang lebih baik, jika menjadi Walikota Pangkalpinang.
“Walikota itu harus punya visi misi yang baik, pola pak Zul saat ini sudah baik namun saya ingin lebih memajukan Pangkalpinang lebih sejahtera. Kedepan mungkin saya akan lebih memprioritas kan pada pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia-red) bisa dalam segi pendidikan, sosial, dan akan kita laksanakan sebaik mungkin,”ujarnya.
Ia mengaku sudah sangat mengenal Kota Pangkalpinang, dan ia sudah tahu akan dibawa kemana nanti ibu kota Provinsi Babel tersebut.
“Saya punya pengalaman menjadi Ketua DPRD Pangkalpinang beberapa waktu lalu. Pangkalpinang harus tahu akan dibawa kemana arahnya. Apakah akan dijadikan Kota Industri atau Kota Jasa. Walau tidak menjadi Kota Metropolis, kedepan saya harapkan bisa baik dan berkembang lagi,”pungkasnya
Sejarah Kota Pangkalpinang
Dalam bahasa Melayu, istilah kota memiliki pengertian yang serupa dengan pengertiannya dalam bahasa Indonesia. Disamping arti kata kota secara leksikografis, para ahli mengemukakan pula pengertian-pengertian tentang kota berdasarkan bidang keilmuan masing-masing. Sebagai contoh kota diartikan sebagai permukiman yang permanen, relatif luas, penduduknya padat serta heterogen dan memiliki organisasi-organisasi politik, ekonomi, agama dan budaya (Sirjamaki, 1964:4-6). Bahkan ahli perkotaan berbangsa Perancis, Dora Jane Hamblin mengemukakan, bahwa kota adalah tempat yang dihuni secara permanen oleh suatu kelompok yang lebih besar dari suatu komunitas. Di kota terjadi suatu pembagian kerja, yang kemudian melahirkan kelompok-kelompok sosial dengan diferensiasi fungsi, hak dan tanggung jawab.
Memang dalam berbagai definisi tentang kota tercakup unsur keluasan wilayah, kepadatan penduduk yang bersifat heterogen dan bermata pencaharian non pertanian, serta fungsi administratif-ekonomi-budaya. Unsur-unsur tersebut terwujud pula ke dalam fisik kota sehingga terbentuklan ciri-ciri fisiknya. Ciri-ciri tersebut kemudian sebagian tertinggal sebagai data arkeologi, sejarah, arsitektur, dan sebagian lain yang lebih besar jumlahnya musnah oleh faktor alam dan manusia. Data-data tersebut berupa artefak dalam
berbagai bentuk, tata ruang. Sedangkan data non artefak yang ditinggalkan suatu kota berupa tradisi, seni dan toponim. Di Indonesia, kota-kota kuno biasanya berdiri di daerah pantai, di tepi sungai, atau di lembah-lembah dengan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana baik politik, keamanan, ekonomi, keagamaan, maupun pemenuhan kebutuhan hidup yang lain. Tampaknya lokasi suatu kota pada zaman dahulu dipilih berdasarkan berbagai macam pertimbangan yang menyangkut aspek-aspek tersebut di atas.
Aspek-aspek di atas ternyata secara langsung dialami pula oleh Kota Pangkalpinang. Secara etimologis Pangkalpinang berasal dari kata pangkal atau pengkal dan Pinang (areca chatecu). Pangkal atau pengkal yang dalam bahasa Melayu Bangka berarti, pusat atau awal, atau dapat diartikan pada awal mulanya sebagai pusat pengumpulan Timah yang kemudian berkembang artinya sebagai pusat distrik, kota tempat pasar, tempat berlabuh kapal atau perahu (wangkang) dan pusat segala aktifitas dan kegiatan dimulai. Sebagai pusat segala aktifitas, sebutan Pangkal atau Pengkal juga digunakan oleh orang Bangka masa lalu untuk penyebutan daerah-daerah seperti Pangkal Bulo, Pangkal Raya, Pangkal Menduk, Pangkal Mangas, Pangkal Lihat yang kemudian menjadi Sungai Lihat atau Sungailiat sekarang. Sedangkan Pinang (areca chatecu) adalah nama sejenis tumbuhan Palm yang multi fungsi dan banyak tumbuh di Pulau Bangka.
Pusat pemukiman awal Pangkalpinang dibangun ditepi Sungai yang membelah Kota Pangkalpinang. Proses pembentukan Pangkalpinang menjadi sebuah kota seperti sekarang sangatlah panjang dan berakar, dimulai dari ditemukannya biji timah yang terkandung hampir di seluruh pelosok Pulau Bangka, sampai upaya eksploitasi timah dan hasil bumi Pulau Bangka seperti Lada Putih, Karet dan Damar oleh berbagai bangsa. Pembentukan Pangkalpinang dimulai sejak adanya perintah Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin I
Adi Kesumo kepada Abang Pahang bergelar Tumenggung Dita Menggala dan kepada Depati serta Batin-batin, baik Batin Pesirah maupun Batin Pengandang dan kepada para Krio yang ada di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau Pengkal sebagai tempat kedudukan Demang dan Jenang yang akan bertugas untuk mengawasi parit-parit penambangan timah, mengawasi pekerja-pekerja yang disebut kuli tambang dari Cina, Siam, Kocin dan Melayu dan mengawasi distribusi timah dari parit-parit penambangan hingga sampai ke Kesultanan Palembang Darussalam. Diantara pangkal atau pengkal yang didirikan masa itu adalah pangkal Bendul, Bijat, Bunut, Rambat, Parit Sungai Buluh, Tempilang, Lajang, Sungailiat, Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang yang kita kenal sekarang.
Dari tinjauan sejarah dengan dasar kajian yang jelas dan literat dari Tim Perumus hari Jadi Kota Pangkalpinang, berdirinya Pangkalpinang diprediksi jatuh pada 17 September 1757 yakni di masa pemerintahan Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin I Adi Kusumo. Di masa pemerintahannya, Beliau sudah membentuk 14 Pangkal di Pulau Bangka termasuk di dalamnya Pangkalpinang.
Lantas apa latar belakang dipilihnya tanggal tersebut? Saat perwakilan dari tim perumus Hari Jadi Kota Pangkalpinang bersama perwakilan Pemerintah Kota Pangkalpinang melakukan studi banding ke UPT Permuseuman Palembang, diperoleh informasi yang cukup jelas, bahwa pada tahun 1724 sampai dengan 1757, Kesultanan Palembang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badarudin I Jayawikromo. Namun setelah ia wafat pada tanggal 17 September 1757, diangkatlah Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo sebagai penggantinya menjadi Sultan Palembang. Sebelum Sultan Mahmud Badarudin II wafat, Beliau sudah memberikan titah dan kuasa untuk mengelola tata pemerintahan serta mencari dan memperluas daerah kesultanan kepada Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adi Kusumo. Perlu diketahui, ciri khas kesultanan, jika pemimpin atau sultan meninggal, maka di hari meninggalnya sultan itulah diangkat pengganti untuk meneruskan pemerintahan. Maka dari keterangan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa hari lahir Kota Pangkalpinang adalah pada tanggal 17 September 1757, bertepatan dengan meninggalnya Sultan Mahmud Badarudin II dan diangkatnya Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo sebagai penggantinya menjadi Sultan Palembang.
Setelah Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikusumo memimpin, ia segera memerintahkan Abang Pahang bergelar Tumenggung Dita Menggala dan kepada Depati serta Batin-batin, baik Batin Pesirah maupun Batin Pengandang serta kepada para Krio yang ada di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau Pengkal sebagai tempat kedudukan Demang dan Jenang yang akan bertugas untuk mengawasi parit-parit penambangan
timah, mengawasi pekerja-pekerja yang disebut kuli tambang dari Cina, Siam, Kocin dan Melayu dan mengawasi distribusi timah dari parit-parit penambangan hingga sampai ke Kesultanan Palembang Darussalam. Diantara pangkal atau pengkal yang didirikan masa itu adalah pangkal Bendul, Bijat, Bunut, Rambat, Parit Sungai Buluh, Tempilang, Lajang, Sungailiat, Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang yang kita kenal sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)